Langkah Mudah Untuk Selamatkan Bumi
Langkah mudah untuk selamatkan bumi berikut ini adalah salah satu dari
sekian banyak langkah agar bumi kita ini tetap bernafas dan selamat dari
era kemajuan jaman yang mengedepankan rasa egois dan mengejar
kepentingan pribadi. Menyelamatkan bumi tempat tinggal manusia
dan mahluk hidup lain memang menjadi tugas dan kewajiban penghuninya.
Dan berikut ini hanya himbauan dan apabila kita hendak ikut
menyelamatkan bumi ini, yang pertama adalah kesadaran dan kemauan
disertai niat baik.
Polusi pada masa sekarang ini adalah hal jamak dan sudah bukan luar biasa, terutama di kota - kota besar yang tingkat polusi dari asap kendaraan bermotor sangatlah besar. Dampaknya, mengganggu pernafasan yang utama dan mengganggu perkembangan lingkungan disekitarnya. Seperti kita ketahui di setiap traffic light di Yogyakarta melalui running textnya pada saat lampu merah menganjurkan untuk kendaraaan bermotor untuk mematikan mesin pada saat lampu merah. Kurang lebih isi running textnya seperti ini “Matikan mesin hingga detik ke - 20, hemat BBM”.
Himbauan yang sangat menarik tetapi jarang dan bahkan tidak pernah kita perhatikan, atau bahkan kita lakukan. Apabila di teliti lebih lanjut himbauan ini sangat berguna untuk mengurangi polusi. Bukan hanya sekedar untuk mengurangi penggunaan BBM. Bayangkan saja apabila selama 60 detik saja kita berhenti dengan mesin yang masih menyala apalagi lebih dari itu.
Asap kendaraan mengepul dengan seenaknya. Apalagi bus - bus yang mengeluarkan asap hitam. Bayangkan betapa menderitanya para pejalan kaki atau para pengendara motor yang kebetulan tidak menggunakan masker atau helm full face. Cukup membuat sesak. Dan dalam jangka waktu yang panjang dan continue bisa menyebabkan berbagai penyakit pernapasan.
Persimpangan jalan merupakan salah satu spot dimana terjadi akumulasi partikel polutan yang bersumber dari asap kendaraan bermotor. Polutan itu antara lain timbal, karbon monoksida, nitrogen dioksida dan sulfur dioksida. Partikel – partikel ini tentunya tidak kasat mata. Mereka masuk melalui hidung, kemudian masuk ke sistem pernapasan. Hal ini yang membuat pernapasan sesak dan menimbulkan batuk - batuk. Dan ternyata emisi yang dikeluarkan pada saat lampu merah lebih banyak daripada sedang aktif berjalan seperti biasa.
Hal kecil bisa membawa dampak besar. Bisa dibilang mematikan mesin saat lampu merah merupakan hal besar. Karena berhubungan langsung dengan manusia dan tentunya lingkungan. Dengan rata – rata waktu berhenti yang sekarang lama, bahkan bisa sampai countdown selama 5 menit ( daerah Atrium Senen, Jakarta ). Mematikan mesin saat lampu merah sangat berguna untuk mengurangi polusi. Apabila dilakukan secara continue dan bersama - sama bukan tidak mungkin jalanan di Jakarta maupun didaerah lain bisa berkurang polusinya. Bukan hanya pada saat lampu merah saja. Saat sedang antri untuk mengambil tiket parkir juga salah satu cara baik.
Intinya semua berawal dari gerakan hati dan gerakan nyata dari kita sebagai penghuni bumi ini. Kesadaran penting, tidak perlu rewel kalau harus repot menghidup - matikan kendaraan. Toh itu semua demi kelangsungan kita. Gerakan mematikan lampu kendaraan saat lampu merah turut menjaga bumi kita dari pemanasan global. So, what are you waiting for ? Save Our Earth ! Selamatkan bumi kita!
Polusi pada masa sekarang ini adalah hal jamak dan sudah bukan luar biasa, terutama di kota - kota besar yang tingkat polusi dari asap kendaraan bermotor sangatlah besar. Dampaknya, mengganggu pernafasan yang utama dan mengganggu perkembangan lingkungan disekitarnya. Seperti kita ketahui di setiap traffic light di Yogyakarta melalui running textnya pada saat lampu merah menganjurkan untuk kendaraaan bermotor untuk mematikan mesin pada saat lampu merah. Kurang lebih isi running textnya seperti ini “Matikan mesin hingga detik ke - 20, hemat BBM”.
Himbauan yang sangat menarik tetapi jarang dan bahkan tidak pernah kita perhatikan, atau bahkan kita lakukan. Apabila di teliti lebih lanjut himbauan ini sangat berguna untuk mengurangi polusi. Bukan hanya sekedar untuk mengurangi penggunaan BBM. Bayangkan saja apabila selama 60 detik saja kita berhenti dengan mesin yang masih menyala apalagi lebih dari itu.
Asap kendaraan mengepul dengan seenaknya. Apalagi bus - bus yang mengeluarkan asap hitam. Bayangkan betapa menderitanya para pejalan kaki atau para pengendara motor yang kebetulan tidak menggunakan masker atau helm full face. Cukup membuat sesak. Dan dalam jangka waktu yang panjang dan continue bisa menyebabkan berbagai penyakit pernapasan.
Persimpangan jalan merupakan salah satu spot dimana terjadi akumulasi partikel polutan yang bersumber dari asap kendaraan bermotor. Polutan itu antara lain timbal, karbon monoksida, nitrogen dioksida dan sulfur dioksida. Partikel – partikel ini tentunya tidak kasat mata. Mereka masuk melalui hidung, kemudian masuk ke sistem pernapasan. Hal ini yang membuat pernapasan sesak dan menimbulkan batuk - batuk. Dan ternyata emisi yang dikeluarkan pada saat lampu merah lebih banyak daripada sedang aktif berjalan seperti biasa.
Hal kecil bisa membawa dampak besar. Bisa dibilang mematikan mesin saat lampu merah merupakan hal besar. Karena berhubungan langsung dengan manusia dan tentunya lingkungan. Dengan rata – rata waktu berhenti yang sekarang lama, bahkan bisa sampai countdown selama 5 menit ( daerah Atrium Senen, Jakarta ). Mematikan mesin saat lampu merah sangat berguna untuk mengurangi polusi. Apabila dilakukan secara continue dan bersama - sama bukan tidak mungkin jalanan di Jakarta maupun didaerah lain bisa berkurang polusinya. Bukan hanya pada saat lampu merah saja. Saat sedang antri untuk mengambil tiket parkir juga salah satu cara baik.
Intinya semua berawal dari gerakan hati dan gerakan nyata dari kita sebagai penghuni bumi ini. Kesadaran penting, tidak perlu rewel kalau harus repot menghidup - matikan kendaraan. Toh itu semua demi kelangsungan kita. Gerakan mematikan lampu kendaraan saat lampu merah turut menjaga bumi kita dari pemanasan global. So, what are you waiting for ? Save Our Earth ! Selamatkan bumi kita!
sumber: belantara indonesia
Categories:
Pengetahuan